Rabu, 14 Desember 2011

Dari Layar LCD

Kemarin tepatnya 13 Desember satu lagi pengalaman hidup saya alami, ini tentang bagaimana mempercayai seseorang, tak pernah terbayangkan dalam hidup saya bahwa endingnya mungkin sangat mengkhawatirkan dan mengecewakan, saya dan beberapa teman mengikuti sebuah acara pasar murah di Muntilan, pada saat kami datang cuaca sedang panas-panasnya dan awan mendung pun hanya terlihat mulai sebagian.


Kira-kira tepat pukul 13.00 awan mendung mulai menutupi langit, kami berdoa supaya hujan tidak turun dan acara tetap berlangsung, yah apa mau dikata, Tuhan berkehendak lain, Sang Pemilik Kehidupan mengijinkan hujan turun dan mencurahkan berkatnya lewat hujan tersebut.


Inilah bagian paling menarik, saya tahu dengan sadar bahwa ponsel yang saya milik itu rentan terhadap air hujan, maklum garansi ponsel saya pernah hangus gara-gara kehujanan dan pihak servis tidak mau mengganti kerusakan ponsel saya, maka inisyatif saya berkata untuk segera mencari plastik supaya ponsel saya terbungkus rapat-rapat tanpa khawatir kemasukan air. Teman-teman yang ada disekitar saya ternyata tak memiliki plastik dan akhirnya saya memutuskan untuk menitipkan ponsel tersebut di salah satu tas milik salah seorang teman karena kalau saya nekat, saya pun tak bisa menjamin bahwa nanti saya tidak akan kehujanan juga seperti beberapa teman yang bertugas dan memang tidak bisa menghindari hujan.


Apa yang saya khawatirkanpun terjadi, teman saya yang menyimpan ponsel saya didalam tasnya kehujanan, uniknya ponselnya masih bisa hidup walau baterei sudah tersiram air, namun ponsel saya malah tidak bisa menyala meskipun sudah dikeringkan dengan hairdryer, yah memang yang terbaik yang bisa dilakukan adalah bersyukur atas apa yang sudah terjadi, meski mengalami musibah saya belajar untuk tetap berpikir positif, Tuhan yang saya sembah pasti mampu memberi gantinya, Dia mampu memberkati anak-anakNya lebih dari apa yang dapat saya bayangkan, pasti ada pelangi sehabis hujan.


Dari pengalaman ini saya belajar untuk lebih care terhadap barang saya, tentu saja waktu itu saya bisa memilih untuk tidak mempercayai teman dan tetap menjaga barang saya sendiri atau bisa juga saya minta plastik dari pedagang tempura keliling di sekitar lokasi dan memintakan plastik juga untuk semua teman yang membutuhkan :D Sungguh bodoh dan lucu memang kalau menyerah pada keadaan dan jadi membenci teman yang sudah menyimpan ponsel saya ke dalam tasnya. Seolah-olah menyerah pada hati yang kepahitan, tidak mau mengajaknya bicara dan marah hanya karena hal sepele seperti ini, karena sebenarnya yang rugi hanya kita sendiri.


Inilah perenungan saya, semoga menjadi berkat bagi setiap orang yang membacanya. 


Best Regards